Uniknya Pulau Samosir
Informasi Dasar Pulau Samosir
Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis.
Tuktuk adalah pusat konsentrasi turis di Pulau Samosir. Dari Parapat, Tuktuk dapat dihubungkan dengan feri penyeberangan. Selain perhubungan air, Pulau Samosir juga dapat dicapai lewat jalan darat melalui Pangururan yang menjadi tempat di mana Pulau Samosir dan Pulau Sumatera berhubungan.
Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba-Samosir.
Di pulau ini juga terdapat dua buah danau kecil sebagai daerah wisata yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang mendapat julukan "danau di atas danau".
Legenda Pulau Samosir
Legenda dan Pulau Samosir memang sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, terutama tentang terbentuknya. Kamu pasti masih ingat dongeng Toba dan ikan mas kan? Konon katanya pulau di tengah Danau Toba itu merupakan jelmaan dari seorang anak yang bernama Samosir. Dia anak dari seorang pria pribumi yang bernama Toba dan wanita cantik jelmaan ikan mas, yang ditemukan oleh Toba lalu dijadikan isterinya.
Kehidupan ketiganya awalnya baik-baik saja, sampai suatu hari Samosir terlambat mengantar makan siang untuk Toba yang ada di ladang. Toba marah dan melanggar janjinya, menyebut Samosir “anak ikan”. Singkat cerita, wanita cantik jelmaan ikan itu murka ketika tahu Toba melanggar janji. Dia meminta Samosir naik ke atas bukit di dekat sana, kemudian berubah menjadi ikan dan masuk lagi ke sungai.
Seketika sungai meluap, terjadilah banjir bah yang menenggelamkan Toba. Tempat tenggelamnya Toba itu sekarang dengan Danau Toba, sedangkan tempat Samosir melarikan diri dikenal dengan Pulau Samosir.
Sedangkan secara ilmu pengetahuan, Pulau Samosir adalah pulau yang terbentuk letusan gunung berapi maha dasyat sekitar 69000 sampai 77000 tahun yang lalu. Perpaduan antara legenda dan ilmu pengetahuan alam tentang terbentuknya Pulau Samosir inilah yang menarik banyak wisatawan untuk datang.
Tempat Wisata Di Pulau Samosir
Wisata Pulau Samosir pertama yang bisa kamu nikmati adalah wisata budaya dan sejarah di Desa Tomok. Desa tradisional ini dikenal juga dengan pintu gerbang dan pengenalan Samosir, jika melalui Pelabuhan Ajibata, Parapat. Saat pertama kali masuk ke desa, kamu akan disambut dengan objek wisata sigale-gale. Selengkapnya seperti berikut ini:
1. Sigale-gale
Sigale-gale adalah boneka kayu, boneka itu dimainkan dan orang-orang akan menari dengannya. Wisatawan bisa menari bersama sigale-gale. Kalau tidak ingin menari, kamu bisa berfoto saja dengannya secara gratis. Tidak jauh dari sigale-gale terdapat monumen TungTung, instrumen dari kayu atau bambu yang bisa ditabuh dan berfungsi untuk memberikan penanda adanya kejadian yang ada di masyarakat. Ini menjadi salah satu objek wisata dalam program paket tour Samosir.
2. Makam Batu Raja Sidabutar
Kamu juga bisa mengunjungi kuburan tua Raja Sidabutar, orang pertama yang bermukim di Tomok dan membangun kekuasaannya di sana. Di dalamnya kamu bisa menemukan makam tua berusia ratusan tahun dengan bentuk yang unik.
Kamu juga bisa mengenal sejarah orang Batak dengan berkunjung ke Batak Museum Tomok, di sana terdapat banyak barang peninggalan sejarah masyarakat Batak seperti tempat tidur, tombak, alat untuk berburu, alat memasak, pakaian adat, dan masih banyak lainnya.
Belum puas dengan Desa Tomok? Kamu bisa ke TukTuk, desa yang menawarkan panorama indah dari Danau Toba sebagai bagian dari paket wisata Samosir. Di sana kamu bisa menikmati Danau Toba dari sudut yang berbeda. Tak hanya itu saja di sana kamu juga bisa menikmati olahraga air seperti kano, jet ski, waterbikes, atau berenang. Jika tidak ingin bermain air kamu bisa memancing atau bersepeda berkeliling desa untuk menikmati indahnya Danau Toba.
Kanibalisme Suku Batak
Ingin melihat bukti praktik kanibalisme suku Batak? Datang saja ke Ambarita, yang merupakan desa kuno orang Batak. Konon zaman dahulu di desa itu sering terjadi praktik kanibalisme. Sebagai buktinya terdapat dua buah rangkaian kursi batu berumur ratusan tahun yang di susun melingkar dengan cekungan miring di bawah pohon hararia tua, rangkaian batu itu disebut batu persidangan.
Di sana adalah tempat tetua adat untuk menentukan nasib penjahat atau musuh. Jika divonis bersalah maka akan dieksekusi mati, dan beberapa bagian tubuhnya diambil untuk dimasak. Mengerikan? Tetapi, sayang jika kamu tidak melihat peninggalannya secara langsung.